Rabu, 20 Agustus 2008

Info Otonomi Daerah
Cara Mudah Membuat Pupuk Bokashi


Senin, 8 Mei 2006
CARA pembuatan bokashi ini cukup mudah dengan cara mencampurkan kotoran ternak, berambut atau sekam, bekatul, EM-4 serta molase atau tetes tebu. Namun, dalam pencampuran EM-4 dengan tetes tebu jangan mencampur dengan air PDAM karena mengandung kaporit. Tanda-tanda bokashi berhasil jika setelah 6 jam suhu bokashi mencapai 40-50 derajat. Panas ideal bokashi hangat-hangat kuku, jika panasnya seperti air mendidih maka harus dibolak-balik. Setelah itu bokashi ditutup. Selama 3-4 hari setelah itu, bokashi sudah jadi.
Para petani di Kabupaten Ngawi juga sudah bisa membuat sendiri bakteri pengurai yakni dengan menggunakan 0,5 kg bekatul yang sudah halus, 2 butir telur, 2 liter air kelapa/aior rebusan kedelai, 1 kg gula kelapa, 2 liter air serta 0,25 bakteri pengurai.
Caranya, kocok telur hingga mengembang. Katul ditaruh ke dalam ember dan diberi air 1 liter kemudian diaduk sampai rata dan disaring di ember lain. Setelah itu, ditambah dengan air kelapa atau air rebusan kedelai yang sudah disaring dan diaduk lagi.
Kemudian cairkan gula kelapa ke dalam 1 liter air dan setelah dingin disaring dan dijadikan satu dengan campuran sebelumnya, kemudian diaduk sampai rata. Setelah itu masukkan telur dan bakteri yang dikembangkan lalu diaduk sampai rata, selanjutnya ditutup dengan kain bersih. Sekitar 3-7 hari, bakteri sudah jadi.
Sedang pembuatan pupuk bokashi, yakni kotoran hewan, serbuk gergaji, abu sekam/abu dapur dan kalsit dicampur jadi satu kemudian diratakan. Bila bahan-bahan tersebut kering, basahi hingga lembek. Selanjutnya, buat gundukan dan siram dengan air yang telah dicampur bakteri hingga merata. Setelah itu, gundukan ditutup dengan deklit/layar. Setelah itu dilakukan pengadukan setiap tiga hari sekali. Pada hari ke 14, bahan sudah jadi dan siap diayak.
Sementara itu, pemberian pupuk bokashi yang kini makin ngetrend di kalangan petani berbeda setiap musimnya. Untuk musim hujan, pupuk organik ini diberikan di atas permukaan tanah, sedang saat musim kemarau maka pupuk organik dibenamkan atau dicampur dengan tanah agar tidak kering. (H Adi Wardhono)

Tidak ada komentar: