Rabu, 20 Agustus 2008

Selamat Datang di STPP Manokwari

ASPEK TEKNOLOGI PUPUK ALTERNATIF DAN PENGGUNAAN MESIN PERTANIAN UNTUK PROSES PEMBUATAN BOKHASI (2006-03-20 08:55:03)

Teknologi Pupuk Organik
Penggunaan hijauan sebagai bahan pupuk alternatif telah lama dikenal dan digunakan oleh sebagian petani dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, mempertahankan kadar air dan menjaga agar kadar hara tanah tidak cepat putus.

Pada awalnya pemanfaatan hijauan sebagai pupuk alternative dengan cara dibenamkan ke dalam tanah saja dan dibiarkan beberapa lama sampai terjadi pembusukan (pelapukan) secara alami. secara kimiawi, proses pembusukan di dalam tanah secara alami, memerlukan waktu yang lama bahkan sampai berbulan-bulan, sehingga dampak/efek manfaat bagi tanaman sangat lama.
Dewasa ini, penggunaan pupuk alternative dari hijauan telah bergeser ke arah teknologi pupuk organic dengan teknologi yang sekarang dikenal dengan pupuk bokhasi.

Penghapusan subsidi pupuk anorganik (pupuk buatan) pada akhir tahun 1998 telah mengakibatkan harga pupuk terutama SP-36 dan KCL meningkat tajam, sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan pupuk, terutama untuk tanaman pangan. untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengupayakan iklim yang kondusif bagi peredaran pupuk di lapangan melalui kebijakan pintu terbuka untuk peredaran pupuk alternative. seiring dengan kebijakan pemerintah tersebut produsen pupuk berlomba untuk memproduksi pupuk alternative dengan berbagai merk dagang.. walaupun pada saat sekarang ini telah beredar pupuk alternative, namun dirasa harganya masih relative lebih mahal dan memberatkan sebagian petani. sehingga perlu upaya lain, yaitu memproduksi pupuk alternative yang dilakukan sendiri oleh petani. sekarang ini upaya tersebut telah dilakukan, salah satunya pupuk bokhasi. dengan menggunakan EM-4 sebagai dekomposernya.

teknologi bokashi yaitu suatu upaya pemrosesan hijauan (serasah), limbah ternak (feses) dengan menggunakan EM-4 menjadi pupuk organic. setelah mengalami tahap pemrosesan, pupuk ini dapat langsung digunakan dan diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk dasar ataupun sebagai pupuk tambahan.

Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik (pupuk buatan), penampakan hasilnya pada tanaman kurang terlihat secara signifikan dan cepat, karena di dalam tanah, pupuk bokashi harus terdekomposisi menjadi hara terurai dan mudah diserap oleh tanaman. pada pemakaian jangka panjang, pupuk ini akan memberikan hasil yang baik dan memberikan/mengakibatkan tanah menjadi lebih gembur. Selain itu dengan menggunakan pupuk bokashi, buaqh yang dihasilkan akan lebih sehat, bebas dari bahan kimia/aditif, sehingga lebih aman dikonsumsi.

Mesin Pertanian Menunjang Kualitas Pupuk Bokashi
Bahan baku pupuk bokashi sebagian besar masih berupa bahan alami dan masih berupa bentuk awalnya seperti berserat panjang, keras dan menggumpal sehingga akan menyulitkan dalam proses penguraiannya. untuk itu perlu, perlu dirjang agar lebih halus sehingga mudah terurai.

Untuk memperoleh partikel pupuk yang lebih baik, setelah selesai proses penguraian (kurang lebih 2 minggu), pupuk diangin-anginkan (agar kering), kemudian digiling dengan mesin pencacah. untuk diperoleh pupuk bokashi yang remah dan lebih merata/tercampur setiap bagian (unsure) bahan bakunya.
Agar diperoleh kualitas pupuk bokashi yang lebih baik, penggilingan dapat dilakukan 2 kali, pertama pada saat pemrosesan pupuk (pencampuran bahan baku: hijauan, feses, dan bahan-bahan/serasah lainnya) terlebih dahulu digiling dan penggilingan kedua, setelah pupuk bokashi difermentasi selama 2 minggu/lebih, pupuk bokashi diangin-anginkan, kemudian digiling.
Prosedur Penggilingan Pupuk Bokashi dengan Mesin Pencacah

I. Persiapan Bahan Baku Bokashi
1. siapkan bahan baku bokashi sesuai dengan komposisi campuran
2. letakkan bahan baku tersebut disekitar mesin pencacah
3. pilih bahan baku yang mudah digiling (jangan terlalu keras) dan bersihkan bahan baku dari batu-batuan atau kerikil.
II. Persiapan Alat-alat
Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang adalah:
1. penampung bokashi
2. sekop
3. masker dan alat keselamatan kerja lainnya (sarung tangan, sepatu dll)
4. karung untuk pengemasan bokashi
5. mesin jahit karung/peralatan jahit lainnya (tali rapia, jarum jahit)
III. Proses Penggilingan
1. sebaiknya operator menggunkan masker atau alat keselamatan kerja lainnya yang menunjang, agar terlindung dari bahaya.
2. siapkan bak/alat penampung lainnya untuk menampung bokashi yang telah digiling.
3. selama pengoperasian mesin pencacah, perhatian kapasitas mesin (sesuai dengan manual pabrikan) agar mesin tetap terjaga dengan baik dan tidak cepat rusak.
IV. Pengemasan
Bokashi yang sudah digiling, kemudian dikemas dalam karung dijahit dan ditempatkan pada ruangan yang terlindung dan terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung. Agar tidak terjadi pengurangan berat bokashi, sebaiknya sebelum dikemas dalam karung, terlebih dahulu dimasukkan dalam plastic, sehingga tidak terjadi pertukaraan udara secara langsung dengan udara luar. selanjutnya pupuk bokashi siap untuk dipasarkan ataupun disimpan.

oleh : Aminudin, S.TP )
Staf Pengajar STPP Manokwari dan Instalator Bengkel Latih Mekanisasi Pertanian
*admin

Tidak ada komentar: