Rabu, 20 Agustus 2008
CARA pembuatan bokashi ini cukup mudah dengan cara mencampurkan kotoran ternak, berambut atau sekam, bekatul, EM-4 serta molase atau tetes tebu. Namun, dalam pencampuran EM-4 dengan tetes tebu jangan mencampur dengan air PDAM karena mengandung kaporit. Tanda-tanda bokashi berhasil jika setelah 6 jam suhu bokashi mencapai 40-50 derajat. Panas ideal bokashi hangat-hangat kuku, jika panasnya seperti air mendidih maka harus dibolak-balik. Setelah itu bokashi ditutup. Selama 3-4 hari setelah itu, bokashi sudah jadi.
Pupuk Bokashi [29 Jul. 2005, 22:40:04] | |||||||||||||||
|
Korespondensi Perusahaan | ||
Nama: | Tn. Risan Syakirin [Administrasi] | |
E-mail: | Kirim Pesan | |
Nomer Telpon: | +62561691016 | |
Nomer Faks: | +62561691016 | |
Alamat: | Jl. Raden Kusno No. 61 Mempawah Mempawah 78912, Kalimantan Barat Indonesia |
Selamat Datang di STPP Manokwari | |||
| |||
Minggu, 2008 April 06
Pupuk Bokashi Cocok Untuk Media Anturium
Sejumlah bakteri aktif dalam EM4 tetap berperan sebagai bahan-bahan organik dan mempercepat proses penguraian akar pakis dan kotoran hewan. Proses tersebut dapat memberikan nutrisi dan unsur hara bagi tanaman secara alami.
Bokashi sendiri dapat digunakan sebagai media tanam murni, pupuk organik atau campuran media tanam. Semua itu berpengaruh terhadap pertumbuhan aneka tanaman hias. Hal itu pula yang rutin dilakukan Iwan (30), seorang penghobis tanaman hias jenis anturium.
Bagi Iwan, bokashi dijadikan media tanaman hias yang efektif selama berbisnis tanaman hias jenis anturium sejak awal tahun 2007 hingga sekarang. ‘’Tak ada keluhan apapun baik untuk pertumbuhan akar, daun maupun gangguan virus penghambat pertumbuhan.
Agar anturium tetap tumbuh subur dan bebas penyakit daun dan akar, Iwan menyarankan agar media tanam difermentasi terlebih dahulu dengan cairan EM4 menjadi bokashi. Riilnya, anturium tumbuh subur dalam waktu singkat.
Iwan memberikan beberapa tips untuk membuat bokashi sebagai media anturium. Bahan-bahan yang diperlukan berupa pakis halus (20 kg), arang sekam (20 kg), cocopeat atau serbuk halus kulit buah kelapa (20 kg), kotoran kambing (20 kg), dedak halus (10 kg), abu jerami (10 kg), EM4 (20 sendok makan) dan molase (10 sendok) dan (5-10 liter) air.
Setelah semua bahan disiapkan, lalu difermentasi menggunakan teknik yang sama dengan pembuatan bokashi umumnya. Caranya, mencampurkan semua bahan lalu memasukkan EM4 yang sudah dicampur air dan molase. Jika tidak ada molase, bisa diganti larutan gula. Cara termudah, cukup memercik saat semua bahan diaduk.
‘’Ingat jangan sampai terlalu basah. Harus sedang-sedang saja dan setelah rata, gundukan bokashi ditutupi karung atau terpal agar udara tidak masuk. Hal ini dilakukan karena bakteri fermentator yang merombak bahan organik bersifat aerob alias tidak membutuhkan oksigen,’’ katanya.
Selama tujuh hari, bokashi diaduk merata lalu ditutup rapat. Setelah itu amati ciri-ciri bau; harus khas fermentasi dan muncul jamur putih layaknya membuat tempe. Bila tanda itu muncul, bokashi dinyatakan siap dimanfaatkan sebagai media tanaman hias jenis anturium. Jadi, tidak perlu memakai hormon perangsang tumbuh yang bersifat kimia.
CARA PEMBUATAN 1 TON BOKASHI PUPUK KANDANG
Bahan :
Cara Pembuatan :
|
- Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar.
- Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari.
- Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC, bukalah karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
- Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK (EM-5)
Bahan :
Molas / tetes atau gula 100 ml/0.5 ons, EM-4 100 ml, cuka makan / cuka aren 100 ml, alkohol (40%) 100 ml, air cucian beras yang pertama 1000 ml.
Cara membuat :
Kelima bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam botol / jirigen yang ada tutupnya. DIkocok setiap pagi dan sore hari. Buka tutup botol / jirigen untuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Kurang lebih 15 hari pengocokan dihentikan (setelah tidak ada gas yang terbentuk), biarkan lagi selama 7 hari.
Dosis :
Campurkan EM-4 sebanyak 5-10 ml/liter air. Larutan EM5 sebaiknya disemprotkan pada sore hari menjelang matahari terbenam.
Khasiatnya :
Untuk menekan serangan hama dan penyakit pada tanaman pertanian.
Kemasan | Harga Eceran EM-4 |
1 / 2 liter | Rp. 9.000.- |
1 liter | Rp. 15.000.- |
5 liter | Rp. 67.500.- |
10 liter | Rp. 125.000.- |
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi :
PT. SONGGOLANGIT PERSADA
Jl. Pol Tangan Raya No. 88, Tanjung Barat
Ps. Minggu, Jakarta Selatan 12530
Telp. (021) 7803069, 78833766, 78833768
Fax. (021) 78833766
April 9th, 2008 · 14 Comments
Oleh: Syam Asinar Radjam
em4.jpg Bulan lalu, saya sempat pulang ke dusunlaman, Prabumulih. Sempat pula menyambangi Vitro. Salah satu dari sedikit “guru” saya di kampung halaman. Bersamanya saya banyak bertukar cerita. Terutama menyoal pertanian. Maklum, laki-laki yang sempat hidup cukup lama di negeri milik suku Indian (Amerika) ini, memang memutuskan menjadi petani sekembali ke dusunlaman. Dan saya, sedang belajar menikmati hidup sebagai petani.
Topik gesahan kami menyenggol perkara mahalnya harga pupuk. Belum lagi ketersediaannya yang tak selalu ada. Saya sendiri tidak mengalami masalah akan itu. Sebab, saya sedang belajar bertani secara organik! Sederhananya, bertani tanpa menggunakan pupuk maupun bahan pengendali hama yang mengandung senyawa kimia tak organik sebagaimana yang banyak dijual di pasaran.
Kebetulan, di kebun kecil yang kami kelola tak jauh dari kota Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, saya mencoba menerapkannya. Menyangkut pupuk, saya mencoba menggunakan pupuk bokashi. Bikinan sendiri. Bahannya, mudah di dapat di sekitar kebun. Terkait pengendalian hama dan jamur kami memakai pestisida nabati (pesnab) dan jamur trichoderma.
“Cuka dengan tulis care mbuat bokashi tuh di dusunlaman,” Vitro menyarankan agar saya menulis cara membuat bokashi di (situs) dusunlaman.net. Karena alasan tersebut maka tulisan kali ini ditulis hingga dapat dibaca di sini.
Sebenarnya, bokashi tak berbeda jauh dengan kompos. Hanya saja pembuatannya memanfaatkan teknologi Mikroorganisme Efektif (effective microorganism). Si Mikroorganisme Efektif itu berfungsi sebagai ragi yang mampu mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa organik yang mudah diserap tumbuhan. Jika proses pembuatan kompos biasa memerlukan waktu berbulan-bulan, membuat pupuk bokashi cukup satu minggu.
“Ragi” bokashi cukup mudah didapat di pasaran. Umumnya berupa “effective microorganism turunan keempat) yang lebih dikenal sebagai EM-4 yang dijual dalam dalam wujud cair dalam kemasan botol.
Pengalaman membuat bokashi yang saya dapat adalah berkat bantuan Apru, seorang kader SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu). Dari Apru, saya mendapat pengetahuan membuat bokashi padat dan cair. Khusus bokashi padat, racikan bokashi kami rancang untuk digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman keras, karenanya komposisi pupuk kandang diperbanyak.
Dalam pemupukan pupuk bokashi padat digunakan satu kali, di
Untuk bokashi padat, racikan dirancang untuk jenis tanam Bokashi yang kami buat adalah bokashi untuk digunakan pada jenis tanaman keras di kebun kami. Bokashi padat dipakai sebagai pupuk dasar untuk tanaman bokashi padat dan cair untuk jenis diperlukan bahan-bahan sebagai berikut.
CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton)
A. Bokashi Padat
Bahan:
- Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll)
- Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Dedak/bekatul 50 kg
- EM-4 1 liter
- Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air
- Air secukupnya
Tahapan Pembuatan:
1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam
2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata
3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air.
4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar.
5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius.
7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
Aplikasi:
Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam.
B. Bokashi Cair (untuk 200 liter)
Bahan:
- Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
- Hijauan daun (secukupnya)
- EM-4 1 liter
- Gula pasir 1 kg
- Terasi 1 kg
- Air bersih 200 liter
- Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan:
1. Pupuk kandang dihaluskan
2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air
3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.
4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit.
5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
Aplikasi:
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.
Semoga bahan bacaan ini bermanfaat.